Isbroad.com, Bandung - Penggilingan sampah organik di Kelurahan Cigending kini semakin giat dilakukan sebagai langkah strategis mengurangi volume sampah organik yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Bertempat di Pusat Olah Organik (POO) RW 09, kegiatan ini diinisiasi oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang dipimpin oleh Hermawan, dengan dukungan dari Bu Nining selaku Ketua Ekonomi dan Pembangunan serta Lingkungan Hidup (Ekbang), dan melibatkan sejumlah relawan dari pengurus RT/RW pada Minggu, (10/11/2024).
Menurut Hermawan, kegiatan ini dilaksanakan rutin pada hari Rabu dan Minggu pagi, di mana sampah organik yang telah dikumpulkan dari tiap RW diangkut oleh relawan dan diproses di POO. Sampah organik tersebut digiling menggunakan mesin penggiling, yang sudah digunakan sejak 2019, sebelum difermentasi untuk menghasilkan pupuk kompos berkualitas.
"Kami mengupayakan agar sampah-sampah organik ini dapat diolah menjadi barang bermanfaat karena TPS saat ini hanya menerima sampah residu. Dengan demikian, kami sebisa mungkin mengajak warga untuk mengurangi volume sampah organik dengan mengolahnya menjadi pupuk dan maggot," ujar Hermawan.
Proses pengolahan dimulai dari pengumpulan sampah oleh warga yang ditempatkan dalam ember-ember terpisah di tiap RW. Tim relawan kemudian mengangkut sampah tersebut sesuai jadwal dan membawanya ke POO. Di POO, para relawan menggiling sampah di bawah bimbingan langsung dari Hermawan dan dalam pengawasan Bu Nining. Setelah proses penggilingan, sampah dicampur dengan zat tertentu untuk meningkatkan kualitasnya sebagai pupuk, kemudian melalui tahap fermentasi selama satu bulan untuk menghasilkan pupuk kompos siap pakai. Selain itu, sebagian sampah organik juga dimanfaatkan sebagai bahan pakan maggot.
Upaya ini dinilai sangat bermanfaat dalam mengurangi volume sampah organik di wilayah Cigending, sekaligus menciptakan produk ramah lingkungan yang bermanfaat bagi pertanian dan peternakan. Dengan adanya kegiatan penggilingan sampah organik, Kelurahan Cigending berharap dapat mengurangi beban TPS dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Reporter: Esa Mafatihurrahmah
Menurut Hermawan, kegiatan ini dilaksanakan rutin pada hari Rabu dan Minggu pagi, di mana sampah organik yang telah dikumpulkan dari tiap RW diangkut oleh relawan dan diproses di POO. Sampah organik tersebut digiling menggunakan mesin penggiling, yang sudah digunakan sejak 2019, sebelum difermentasi untuk menghasilkan pupuk kompos berkualitas.
"Kami mengupayakan agar sampah-sampah organik ini dapat diolah menjadi barang bermanfaat karena TPS saat ini hanya menerima sampah residu. Dengan demikian, kami sebisa mungkin mengajak warga untuk mengurangi volume sampah organik dengan mengolahnya menjadi pupuk dan maggot," ujar Hermawan.
Proses pengolahan dimulai dari pengumpulan sampah oleh warga yang ditempatkan dalam ember-ember terpisah di tiap RW. Tim relawan kemudian mengangkut sampah tersebut sesuai jadwal dan membawanya ke POO. Di POO, para relawan menggiling sampah di bawah bimbingan langsung dari Hermawan dan dalam pengawasan Bu Nining. Setelah proses penggilingan, sampah dicampur dengan zat tertentu untuk meningkatkan kualitasnya sebagai pupuk, kemudian melalui tahap fermentasi selama satu bulan untuk menghasilkan pupuk kompos siap pakai. Selain itu, sebagian sampah organik juga dimanfaatkan sebagai bahan pakan maggot.
Upaya ini dinilai sangat bermanfaat dalam mengurangi volume sampah organik di wilayah Cigending, sekaligus menciptakan produk ramah lingkungan yang bermanfaat bagi pertanian dan peternakan. Dengan adanya kegiatan penggilingan sampah organik, Kelurahan Cigending berharap dapat mengurangi beban TPS dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Reporter: Esa Mafatihurrahmah
Tidak ada komentar
Posting Komentar