Fanatisme merupakan fenomena tidak akan berhenti selama manusia memuja secara berlebih. Menurut Arthur c. hocner, profesor psikologi di Universitas St. John dalam bukunya fanatisme the dangers of unquestioned beliefs mengatakan bahwa dampak fanatisme adalah menolak fakta yang tidak berjalan dengan pandangan mereka. Dewasa ini semakin mudahnya akses internet menjadikannya para idol semakin mudah untuk berinteraksi secara langsung melalui media sosial kepada para penggemarnya. Fenomena interaksi sosial antara idola dan penggemar disebutkan oleh psikologi media David Perkins pada tahun 1957 sebagai hubungan parassosial. Fenomena ini membuat para penggemar bahwa inteaksi sosial kepada idola tidak terhalang apa apa dan langsung tidak ada Batasan. Bahkan kasusekstrimnya adalah bahkan ada yang sampai berani melakukan anacaman pembunuhan. Namanya mengidolakan sesuatu harus memang harus sesuai porsinya.
Bedakan interaksi dunia maya dengan dunia nyata, jangan sampai terbalik atau tercampur.
Tidak ada komentar
Posting Komentar