Isbroad - Memberi Wawasan Memajukan Peradaban

Berita Terbaru

Sein Farm, Wisata Edukasi di Jantung Ujungberung

Isbroad.com, Bandung - Di tengah hiruk-pikuk Kota Bandung, tepatnya di Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Ujungberung, terdapat sebuah oase hijau yang menjadi pusat perhatian banyak pihak. Sein Farm, atau Sekelama Integrated Farming, bukan hanya sekadar lahan pertanian biasa. Ini adalah pusat penelitian dan pengembangan yang menggabungkan unsur-unsur pertanian, peternakan, dan perikanan dalam satu kawasan terpadu.


Sein Farm didirikan sebagai hasil kolaborasi antara Pemerintah Kota Bandung dan Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung. Peresmian tempat ini dilakukan oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, pada September 2020. Dengan dukungan berbagai pihak, Sein Farm terus berkembang menjadi pusat edukasi dan wisata yang bermanfaat bagi masyarakat.

Salah satu daya tarik utama Sein Farm adalah program edukasinya yang dirancang untuk semua usia. Anak-anak hingga orang dewasa dapat belajar tentang pentingnya ketahanan pangan dan bagaimana cara mengelola lahan pertanian secara efektif. Dengan pendampingan dari penyuluh pertanian, pengunjung dapat langsung mempraktikkan ilmu yang mereka dapatkan di lapangan.

Terletak di kawasan Gunung Manglayang yang hijau dan asri, Sein Farm menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan. Pengunjung dapat menikmati udara segar dan pemandangan alam yang indah. Selain itu, Sein Farm juga menyediakan area camping ground sehingga pengunjung dapat berkemah dan menikmati keindahan alam kota bandung dari ketinggian

Sein Farm juga menjadi pusat edukasi urban farming, di mana pengunjung dapat belajar cara bercocok tanam di lahan terbatas seperti pekarangan rumah. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memanfaatkan lahan yang ada untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

Sein Farm di Kelurahan Pasangrahan, Kecamatan Ujung Berung, bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga pusat pembelajaran yang menginspirasi. Dengan berbagai program edukasi dan keindahan alam yang ditawarkan, Sein Farm menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang ingin belajar dan berwisata sekaligus.

Reporter: Bakti Ridwann

Telah Dipublikasikan di detikTravel

Kebijakan Penolakan Investasi Apple oleh Kemenperin, Sudahkah Tepat?

Sumber: RRI.co.id

Isbroad.com, Bandung - Keputusan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk menolak investasi sebesar Rp 1,5 triliun dari Apple memicu berbagai reaksi di masyarakat dan industri. Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada sektor teknologi, tetapi juga mencerminkan visi pemerintah dalam memperkuat kemandirian dan kedaulatan ekonomi Indonesia.

Penolakan terhadap investasi dari perusahaan besar seperti Apple menunjukkan bahwa Kemenperin mempertimbangkan banyak aspek, seperti potensi keuntungan ekonomi dan dampak bagi industri lokal. Di tengah globalisasi, di mana investasi asing sering dianggap sebagai solusi pertumbuhan, keputusan ini mencerminkan keberanian pemerintah untuk mengambil langkah strategis yang mungkin tidak populer di kalangan investor global.

Salah satu alasan utama di balik kebijakan ini adalah dorongan untuk mendorong kemandirian industri domestik. Dengan menolak investasi asing, pemerintah memberi ruang bagi perusahaan lokal untuk berinovasi, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada teknologi luar negeri. Kemandirian industri mencakup pembangunan ekosistem yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.

Kedaulatan ekonomi juga menjadi isu penting dalam penolakan investasi Apple. Ketergantungan pada perusahaan asing dapat mengancam kontrol nasional atas sektor-sektor strategis. Keputusan ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk memastikan bahwa sektor industri tidak dikuasai oleh kepentingan asing, yang pada akhirnya dapat membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Kemenperin juga menunjukkan ketidakpuasan terhadap aspek keadilan dalam investasi. Investasi Apple di Indonesia dinilai masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang dilakukan di negara lain, seperti India dan Vietnam. Selain itu, transfer teknologi menjadi harapan utama dalam setiap investasi asing. Tanpa jaminan transfer pengetahuan kepada perusahaan lokal, investasi tersebut tidak memberikan nilai tambah yang diharapkan.

Keputusan Kemenperin untuk menolak investasi ini dapat menjadi langkah awal untuk merumuskan kebijakan yang lebih inklusif dan berorientasi masa depan. Secara keseluruhan, kebijakan penolakan investasi ini dianggap sebagai langkah yang tepat dalam konteks pembangunan kemandirian dan kedaulatan ekonomi. Dengan memperkuat industri lokal, memastikan transfer teknologi, dan mempertimbangkan dampak sosial serta lingkungan, kita dapat berharap untuk melihat pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan inklusif di masa mendatang.

Annisa Nala Raihan
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Menjaga Keberlanjutan Lingkungan dengan Gaya Hidup Minim Sampah

Isbroad.com, Bandung - Dalam beberapa tahun terakhir, isu lingkungan telah menjadi perhatian utama di seluruh dunia. Salah satu gerakan yang semakin mendapat perhatian adalah gaya hidup minim sampah, atau zero waste lifestyle. Gerakan ini menekankan pentingnya mengurangi produksi sampah dan memaksimalkan penggunaan kembali dan daur ulang.

Mengadopsi gaya hidup minim sampah memiliki berbagai manfaat yang signifikan. Pertama, gaya hidup ini membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), yang dapat mengurangi pencemaran tanah dan air. Kedua, dengan mengurangi produksi sampah, kita juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim. Selain itu, gaya hidup minim sampah juga dapat menghemat sumber daya alam dan energi yang digunakan dalam produksi barang-barang baru.

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengadopsi gaya hidup minim sampah. Beberapa di antaranya termasuk membawa kantong belanja sendiri, menghindari penggunaan plastik sekali pakai, membeli barang-barang dalam jumlah besar untuk mengurangi kemasan, dan memilih produk yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali. Selain itu, kita juga dapat mengurangi limbah makanan dengan merencanakan makanan dengan baik dan menggunakan sisa makanan untuk membuat kompos.

Bakti Ridwann

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Ustaz Mimid Sudrajat, Sosok Inspiratif Pengajar Tamyiz

Isbroad.com - Lahir di garut selatan provinsi jawa barat, Mimid Sudrajat merupakan seorang pedagang pasar yang mempunyai tekad untuk mempelajari ilmu alquran, ia melanjutkan pendidikannya di STAI Yakasi Bandung dan meraih gelar sarjana pada tahun 2003, dan sekarang ia aktif menjadi seorang pengajar sekaligus pengasuh yayasan di ujung Berung.


Mimid Sudrajat menggulati Tamyiz sejak tahun 2018, beliau mengikuti pelatihan tamyiz (metode cepat menerjemahkan alquran) di kota bandung dari 2018 sampai sekarang, karena menurut beliau tidak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu. Kini ia aktif mengajar tamyiz di beberapa lembaga yayasan pendidikan islam dan majlis ta'lim. "Tamyiz adalah suatu metode cara cepat untuk menterjemahkan Al-quran baik untuk kalangan anak-anak ataupun orang dewasa, karena tamyiz ini menyenangkan semua usia bisa mempelajarinya" ucap Mimid Sudrajat.


Metode Tamyiz adalah sebuah pendekatan inovatif dalam pembelajaran bahasa Arab, khususnya dalam memahami nahwu (tata bahasa) dan shorof (morfologi). Metode ini dirancang untuk memudahkan kita dalam membaca, menerjemahkan, dan memahami Al-Qur'an serta kitab kuning dengan cara yang menyenangkan dan efektif.


Mimid sudrajat menyebutkan bahwa, dalam pembelajaran tamyiz ini ia mengajarkan tamyiz dengan menggunakan lagu. Hal ini dilakukan untuk mempermudah santri dalam menghafal kaidah-kaidah dalam metode tamyiz, dengan metode pembelajaran seperti inilah yang membuat pembelajaran tamyiz menjadi mudah dan menyenangkan terutama bagi anak anak, mereka akan sangat senang ketika mengikuti pembelajaran metode tamyiz ini.


"Di dalam pembelajaran tamyiz memiliki satu misi yaitu hari ini kita belajar besok kita harus menyebarluaskan, artinya ketika kita belajar maka kita harus bisa untuk mengajarkannya kepada orang lain hal ini berkaitan erat dengan hadits rasul kita Nabi Muhammad Saw yang berbunyi 

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Artinya: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain." (H.R Ath-Thabari)," Ucap Mimid Sudrajat.


Ia menyebutkan bahwa pembelajaran metode tamyiz ini merupakan kesempatan bagi kita untuk mendalami dan memahami alquran tanpa harus belajar di pesantren, karena belajar metode tamyiz sangat menyenangkan dan insyaallah kita semua bisa memahami dan menerjemahkan Al-Quran 30 Juz.


Reporter: Bakti Ridwan Nur

Belajar dari Kasus Tukang Es Teh, Adab Lebih Utama Daripada Ilmu

Isbroad.com, Bandung - Baru-baru ini, jagat maya sedang viral dengan video yang beredar, dimana seorang penjual es teh dimaki-maki di khalayak umum oleh seorang pendakwah. Penjual es teh itu bahkan nampak menahan malu dan sedih ketika di sekelilingnya menertawakan. Berita itu menjadi buah bibir, menimbulkan bebagai tanggapan di media sosial, mulai dari simpati kepada sang penjual es teh, ada yang kritik hingga ada yang mewajarkan terhadap perilaku pendakwah tersebut.

Tanggapan demi tanggapan mulai banyak bermunculan mulai dari para influencer, akademisi, akun media berita, organisasi filantropi hingga para pemuka agama memberikan tanggapannya. Bahkan berita tersebut menyebar ke beberapa platform media sosial lainnya, seperti Instagram, X, dan Tiktok.
Bagaimana tidak berita ini tidak ada tanggapan dari berbagai pihak, apa yang terjadi dilapangan membuat sangat geram netizen, sang pendakwah melontarkan kata-kata yang tidak pantas dan kalimat yang membuat malu, bahkan masuk ke kata hinaan yaitu mengucapkan kata "goblok" kepada penjual es teh yang sedang diam ditempat sambil menjajakan dagangannya.

Respon dari orang-orang yang hadir dan orang yang disamping pendakwah tersebut tertawa terbahak-bahak seolah-olah mewajarkan perilaku tersebut. Sang penjual hanya diam, raut muka yang telihat pun menahan rasa malu dan terlihat sedih ketika orang-orang menertawakannya.

Kasus ini menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga adab dalam berdialog, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Sebagai seorang tokoh agama, memiliki posisi yang strategis untuk menjadi teladan dalam menyikapi kritik, terutama dalam menjaga keharmonisan komunikasi. Sebaliknya, masyarakat awam juga perlu belajar menyampaikan pendapat dengan cara yang konstruktif, tanpa melibatkan nada yang menyulut emosi.

Adab dalam berdialog bukan hanya soal sopan santun, tetapi juga soal empati dan pengendalian diri. Dalam Islam, adab adalah bagian integral dari akhlak, dan kasus ini menjadi cerminan bagaimana kita semua, baik sebagai individu biasa maupun sebagai tokoh publik, masih perlu terus belajar dan memperbaiki diri.

Kasus ini, meski terlihat sederhana, membawa pesan yang mendalam bagi kita semua. Kehidupan bermasyarakat yang harmonis memerlukan kesediaan untuk saling memahami, baik dalam hal menyampaikan maupun menerima kritik. Di tengah hiruk-pikuk media sosial, mari kita jadikan kasus ini sebagai momen refleksi bersama untuk membangun budaya komunikasi yang lebih santun dan bermartabat.

Akmal Ridwan
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Perbedaan Gen Z dengan Gen Alpha dalam Hal Pengendalian Mental Health

Isbroad.com, Bandung - Generasi Z (Gen Z), yang mencakup individu yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, merupakan generasi yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan media sosial. Sebuah studi yang dilakukan oleh American Psychological Association pada tahun 2023 mengungkapkan bahwa sekitar 91% anggota Gen Z melaporkan merasa stres, dengan hampir setengahnya mengalami kecemasan yang memengaruhi kualitas hidup mereka. Pengaruh media sosial yang sangat kuat, seperti tekanan untuk selalu tampil sempurna, berkontribusi pada meningkatnya tingkat stres dan gangguan mental dalam kelompok usia ini.

Sementara itu, Gen Alpha, yang lahir setelah tahun 2013, tumbuh di tengah revolusi teknologi yang jauh lebih maju dibandingkan dengan Gen Z. Mereka lebih awal terpapar dengan perangkat digital seperti tablet dan smartphone, bahkan pada usia yang sangat muda. 

Teori psikologi perkembangan, seperti yang diungkapkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky, menyatakan bahwa lingkungan dan teknologi dapat memengaruhi perkembangan kognitif dan sosial anak. Dalam konteks ini, meskipun Gen Alpha memiliki potensi untuk tumbuh dengan akses yang lebih mudah pada alat bantu mental health, tantangan baru terkait dengan kecanduan digital dan kurangnya keterampilan sosial yang dikembangkan secara langsung juga menjadi perhatian utama.

Salah satu perbedaan utama antara Gen Z dan Gen Alpha dalam hal pengendalian kesehatan mental adalah tingkat kecemasan yang lebih tinggi pada Gen Z. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Abnormal Psychology pada tahun 2021 menunjukkan bahwa sekitar 70% remaja Gen Z menganggap kecemasan sebagai bagian besar dari hidup mereka. 

Sumber kecemasan ini seringkali terkait dengan ketidakpastian masa depan, tekanan akademik, dan perubahan sosial yang cepat. Sementara itu, Gen Alpha, meskipun juga terpapar stres sejak usia dini, berpotensi memiliki cara yang lebih baik untuk mengelola stres ini berkat kemajuan teknologi yang menyediakan berbagai aplikasi kesehatan mental seperti meditasi atau terapi daring.

Namun, meskipun akses teknologi yang lebih mudah dapat menawarkan solusi untuk pengelolaan mental health, ada pula sisi negatif dari kemajuan ini. Teori kecanduan media sosial yang diungkapkan oleh Sherry Turkle dalam bukunya Alone Together menunjukkan bahwa semakin besar keterlibatan seseorang dengan teknologi, semakin rendah kemampuan mereka untuk mengelola emosi secara langsung. Hal ini bisa lebih berbahaya bagi Gen Alpha yang lebih mudah terpapar dunia digital daripada Gen Z yang sudah mulai mengenal dunia nyata sebelum terbentuknya keterikatan kuat pada teknologi.
Gen Z telah menunjukkan kecenderungan untuk lebih terbuka dalam membicarakan masalah kesehatan mental. 

Menurut survei yang dilakukan oleh The National Alliance on Mental Illness pada tahun 2022, lebih dari 60% Gen Z lebih nyaman membicarakan masalah kesehatan mental dengan teman atau keluarga dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya perubahan positif dalam stigma terhadap kesehatan mental. Sebaliknya, meskipun Gen Alpha tumbuh di lingkungan yang lebih terbuka mengenai kesehatan mental, mereka cenderung lebih mengandalkan solusi digital dan terapi daring daripada interaksi tatap muka untuk mencari bantuan.

Perbedaan ini mengarah pada pendekatan yang berbeda dalam pengelolaan mental health di kedua generasi. Gen Z cenderung menggunakan dukungan sosial, seperti berbicara dengan teman atau terlibat dalam kelompok dukungan, sebagai cara untuk mengatasi masalah mental mereka. Hal ini sesuai dengan teori psikologi sosial, seperti yang dijelaskan oleh Albert Bandura dalam konsep self-efficacy, yang menekankan pentingnya dukungan sosial dalam pengembangan individu. Sebaliknya, Gen Alpha, meskipun memiliki akses yang lebih banyak terhadap aplikasi kesehatan mental, mungkin kurang mengembangkan keterampilan sosial yang mendalam, karena lebih sering berinteraksi dengan perangkat digital daripada dengan orang lain secara langsung.

Selain itu, menurut laporan dari World Health Organization pada 2023, Gen Z lebih rentan terhadap gangguan mental serius, seperti depresi dan kecemasan, karena tekanan akademik dan sosial media yang intens. Sementara itu, Gen Alpha yang terpapar sejak dini pada dunia digital berisiko mengalami gangguan kecemasan akibat kecanduan teknologi, meskipun mereka memiliki potensi untuk mengatasi stres dengan lebih banyak alat bantu, seperti aplikasi mindfulness dan terapi virtual.

Gen Alpha juga berada dalam posisi yang unik karena mereka dapat belajar dari pengalaman Gen Z mengenai dampak negatif dari teknologi terhadap kesehatan mental. Hal ini memberikan peluang bagi para pendidik dan orang tua untuk lebih fokus mengajarkan keterampilan pengelolaan stres dan emosi secara langsung. Berdasarkan teori social learning dari Bandura, jika Gen Alpha diberikan model perilaku yang sehat dalam mengelola kesehatan mental, mereka dapat berkembang menjadi individu yang lebih tahan terhadap stres meskipun terpapar teknologi yang lebih maju.

Secara keseluruhan, perbedaan dalam cara Gen Z dan Gen Alpha mengelola kesehatan mental menunjukkan bahwa meskipun keduanya menghadapi tantangan yang mirip, seperti stres dan kecemasan, cara mereka menghadapinya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti akses terhadap teknologi dan perubahan sosial yang terjadi di sekitar mereka. Gen Z yang lebih bergantung pada dukungan sosial langsung untuk mengatasi masalah mental mereka mungkin merasa lebih terhubung secara emosional dengan lingkungan sekitar, sementara Gen Alpha mungkin lebih terisolasi, mengandalkan aplikasi atau terapi digital untuk mengatasi perasaan mereka.

Dengan demikian, meskipun Gen Z dan Gen Alpha menghadapi tantangan serupa terkait pengendalian mental health, generasi yang lebih muda ini mungkin memiliki alat yang lebih baik dalam hal pengelolaan kesehatan mental melalui teknologi, tetapi mereka juga berisiko kehilangan kemampuan untuk mengembangkan keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah secara langsung. Oleh karena itu, penting bagi kedua generasi ini untuk menerima keseimbangan antara penggunaan teknologi dan interaksi sosial dalam pengelolaan kesehatan mental mereka. 

Akbar Satria
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Keadaan Jalan Raya Tangerang Saat Ini Mencemaskan!

Isbroad.com, Bandung - Akhir-akhir ini Tangerang dihebohkan dengan kendaraan-kendaraan truk yang bermasalah. Pasalnya, kendaraan yang berbadan besar itu sudah seharusnya lebih berhati-hati ketika berkendara di jalan raya. Tetapi, dilansir dari Kompas.com, tepat pada hari Jumat (1/11/24), berita mengenai kendaraan truk yang berjalan ugal-ugalan di Jalan Hasyim Asyari, Cipondoh, Tangerang, berhasil membuat resah warga Tangerang. Sopir truk tersebut diduga mengendarai kendaraannya secara ugal-ugalan dan menabrak kendaraan-kendaraan di depannya dan membuat enam orang luka-luka.

Peristiwa yang terjadi ini benar-benar menimbulkan keresahan bagi warga Tangerang. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah pengendara dan kendaraannya tidak melakukan pemeriksaan terlebih dahulu? Karena memang sudah seharusnya pengendara dan kendaraan truk atau kendaraan besar lainnya melakukan pemeriksaan rutin dan pemeriksaan kembali sebelum berkendara.

Tidak hanya itu, dilansir dari Detiknews.com, pada Selasa (12/11/24), kini kendaraan truk kembali membuat permasalahan dengan melanggar jam operasional yang berakhir dengan menabrak bocah yang berumur 9 tahun hingga kakinya hancur di Kabupaten Tangerang. Padahal pemerintah setempat juga telah mengatur jam operasional bagi pengendara truk yang membawa beban berat, seperti truk-truk tambang yang membawa beban pasir hingga bebatuan. Tetapi banyak kendaraan truk yang melanggar dan masih beroperasi diluar jam operasional yang seharusnya. Tidak hanya itu, ada juga yang diduga 1 sopir truk positif narkoba ketika berkendara.

Kondisi lalu lintas Tangerang yang seperti ini sangat mencemaskan. Untuk seluruh pemerintah Tangerang, baik Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan khususnya Kabupaten Tangerang yang banyak dilalui kendaraan-kendaraan besar, kami meminta untuk lebih memerhatikan dan menegaskan kembali terkait pemeriksaan rutin yang seharusnya sudah menjadi peraturan bagi pengendara kendaraan-kendaraan besar. 

Pemerintah juga seharusnya lebih bergerak pasal penegasan terkait jam operasional yang seharusnya menjadi jam-jam beroperasinya kendaraan besar dan memberikan sanksi yang jera bagi mereka yang melanggar, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan itu tidak terjadi dan tidak menimbulkan keresahan bagi warga ketika bepergian dan menjalani aktivitas sehari-harinya.

Asy Syifa Nurul
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Ibu Kota Baru, Harapan Baru: Strategi Indonesia Menghadapi Krisis Iklim

Isbroad.com, Bandung - Pindahnya ibu kota Indonesia dari jakarta ke Kalimantan memang sudah menjadi perbincangan hangat sejak kepemimpinan presiden Jokowidodo. Bagaimana tidak, keputusan ini merupakan tindakan yang sangat besar dan sulit, mengingat Jakarta telah menjadi pusat pemerintahan, bisnis, dan budaya Indonesia selama bertahun-tahun. Memindahkan ibu kota bukan hanya soal relokasi fisik, tetapi juga melibatkan perubahan mentalitas dan identitas nasional yang telah terbangun.

Dalam KTT G20 di Brazil Selasa, (19/11/2024), Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan alasan dibalik pemindahan ibu kota Indonesia. Beliau megungkapkan bahwa Indonesia menderita efek perubahan iklim secara langsung. Wilayah pesisir tergenang oleh kenaikan muka air laut. kenaikan permukaan air laut di pantai utara Jawa sebanyak 5 cm tiap tahun nya, menyebabkan hilangnya ratusan ribu hektar lahan produktif. Menurut Presiden Prabowo Subianto kondisi ini akan memperparah kelaparan dan kemiskinan.

Kondisi lingkungan Jakarta yang semakin kritis, polusi udara yang tinggi, mengakibatkan kualitas hidup yang menurun. ditambah jakarta yang terletak di dataran rendah dan rentan terhadap banjir, telah menghadapi berbagai masalah infrastruktur dan kemacetan yang parah. Dengan bertambahnya frekuensi hujan yang ekstrem akibat perubahan iklim, situasi ini menjadi semakin tidak berkelanjutan.
 
Pemindahan ibu kota diharapkan dapat mengurangi tekanan pada Jakarta serta menciptakan lingkungan yang lebih aman dan layak huni di lokasi baru. mengingat Jakarta sudah tidak mampu lagi menampung pertumbuhan populasi dan infrastruktur. Ibu kota baru Indonesia dirancang dengan visi untuk menjadi kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Rencana pembangunan mencakup penggunaan teknologi hijau dan energi terbarukan, serta ruang terbuka hijau yang luas untuk mendukung keberlanjutan ekosistem. 

Dengan visi yang jelas dan strategi yang terencana, diharapkan ibu kota baru tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga simbol harapan baru bagi keberlanjutan lingkungan.

Alifa Athaya 
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Inovasi Ramah Lingkungan dari Startup Lokal

Isbroad.com, Bandung - Indonesia semakin menunjukkan komitmennya untuk mendukung keberlanjutan dan inovasi ramah lingkungan. Salah satu contoh terkini datang dari sejumlah startup lokal yang memanfaatkan teknologi untuk menciptakan solusi mengatasi permasalahan lingkungan yang semakin mendesak. Di tengah upaya global untuk melawan perubahan iklim, Indonesia tampil sebagai negara yang tidak hanya peduli, tetapi juga aktif mengembangkan langkah-langkah praktis yang dapat menjadi contoh bagi dunia.

Salah satu kisah sukses yang sedang mencuri perhatian adalah PT. EcoGreen, sebuah perusahaan startup yang bergerak di bidang pengelolaan sampah plastik. EcoGreen mengembangkan teknologi pengolahan sampah plastik menjadi bahan baku yang dapat digunakan kembali dalam berbagai produk, mulai dari material bangunan hingga kemasan ramah lingkungan. Dengan menggunakan teknologi canggih dan pendekatan inovatif, perusahaan ini telah berhasil mengurangi jumlah sampah plastik yang terbuang ke laut dan tempat pembuangan akhir (TPA), memberikan dampak positif bagi ekosistem laut serta mengurangi polusi di perkotaan.

Selain itu, EcoGreen juga bekerja sama dengan pemerintah lokal dan berbagai organisasi masyarakat untuk menyebarkan kesadaran mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Inisiatif ini menjadi contoh yang sangat relevan, mengingat Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat produksi sampah plastik yang tinggi di dunia. Dengan adanya langkah-langkah seperti yang diambil oleh EcoGreen, kita bisa melihat bahwa inovasi lokal Indonesia dapat berperan besar dalam mereduksi dampak negatif dari sampah plastik.

Namun, keberhasilan ini tidak datang begitu saja. Ini adalah hasil dari kerja keras, riset, serta kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya menjaga kelestarian alam. Apa yang dilakukan oleh EcoGreen dan startup lainnya adalah pengingat bahwa dalam situasi yang sulit sekalipun, ada ruang bagi kreativitas dan kolaborasi untuk membawa perubahan positif. Kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci dalam mewujudkan perubahan tersebut.

Ke depan, Indonesia perlu memperkuat ekosistem kewirausahaan hijau dan mendukung startup-startup yang memprioritaskan inovasi berkelanjutan. Selain memberikan solusi terhadap masalah lingkungan, mereka juga membuka peluang kerja baru dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan.

Amalia Mustika Agustina
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Kemenangan Penting, Timnas Indonesia Tundukkan Arab Saudi di Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026

Isbroad.com, Bandung - Timnas Indonesia kembali menunjukkan performa gemilang dalam lanjutan pertandingan Grup C di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dengan mengalahkan Arab Saudi 2-0. Kemenangan ini tidak hanya memberikan tiga poin penuh, tetapi juga mengangkat posisi Indonesia ke peringkat ketiga klasemen grup, menyalakan harapan untuk melangkah lebih jauh di turnamen ini.

Gol pertama yang dicetak Marselino Ferdinan pada menit ke-32 menjadi momen pembuka yang sangat krusial. Berawal dari umpan terukur Pratama Arhan, Marselino dengan tenang melepaskan tembakan mendatar yang tidak mampu dijangkau kiper Arab Saudi. Aksi cemerlang ini tidak hanya menunjukkan kualitas individu Marselino tetapi juga efektivitas kerja sama tim yang dibangun pelatih.

Gol kedua, yang tercipta pada menit ke-57, mengokohkan dominasi Indonesia di lapangan. Memanfaatkan serangan balik cepat, kombinasi apik antara Witan Sulaeman dan Dendy Sulistyawan berujung pada gol indah yang diselesaikan dengan sempurna.

Kunci dari kemenangan ini adalah strategi cerdas yang diterapkan oleh pelatih Shin Tae-yong. Dengan menekankan transisi cepat dari bertahan ke menyerang, Indonesia berhasil memanfaatkan kelemahan lini belakang Arab Saudi. Selain itu, atmosfer SUGBK yang dipenuhi dukungan puluhan ribu suporter memberikan suntikan moral luar biasa bagi para pemain.

Peluang untuk Lolos Semakin Terbuka
Dengan kemenangan ini, Indonesia naik ke posisi ketiga Grup C, hanya terpaut satu poin dari posisi kedua. Peluang untuk lolos ke babak berikutnya kini semakin besar, asalkan Indonesia mampu menjaga konsistensi dan performa di laga-laga berikutnya.

Namun, euforia ini harus disikapi dengan bijak. Masih ada tantangan besar di depan, dan tim harus tetap fokus untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

Kemenangan ini menjadi simbol kebangkitan sepak bola nasional. Dukungan penuh dari masyarakat serta kerja keras tim menjadi fondasi kuat untuk menghadapi tantangan berikutnya. Dengan semangat yang sama, Timnas Indonesia berpeluang menciptakan sejarah baru di turnamen ini.

Akankah Garuda terbang lebih tinggi? Semua tergantung pada langkah berikutnya. Mari kita terus dukung perjuangan mereka!

Azki Nurleli
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Berita

Berita

Edukasi

Edukasi

Agama

Agama

Lifestyle

Lifestyle

Opini

Opini

Ulasan

Ulasan

Sosok

Sosok

Fiksi

Fiksi
ⓒ all rights reserved Isbroad KPI 2024