Sebagai Bentuk Peningkatan dan Apreasiasi Para Pendamping, UMKM Jabar Adakan Kegiatan Evaluasi OPOP | Isbroad - Memberi Wawasan Memajukan Peradaban

Sebagai Bentuk Peningkatan dan Apreasiasi Para Pendamping, UMKM Jabar Adakan Kegiatan Evaluasi OPOP

Guna mensinergikan program kegiatan One Pesantren One Product (OPOP) di tahun 2023, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat menggelar Kegiatan Evaluasi Pendamping OPOP Jabar di Aula UPTD Jabar, Senin (16/10/2023).

Kegiatan ini dipimpin oleh Kepala UPTD P3W Jawa Barat, Ravi dan diikuti Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam evaluasi program OPOP. Demi mendukung program OPOP dipaparkan program kegiatan tahun 2023 ini dari masing-masing perangkat daerah yang hadir serta mengevaluasi program kerja yang sudah dilaksanakan.

Apresiasi setinggi-tingginya bagi para Pendamping Program OPOP 2023 yang telah mencurahkan segenap tenaga dan pikirannya untuk membina dan mendampingi Pones Jawa Barat sehingga mampu mandiri secara ekonomi.

 "Setelah beres OPOP jangan hanya menjadi Pendamping tetapi menjadi pelaku usaha terutama bisnis keumatan atau ekonomi keislaman dengan basis pesantren. Selanjutnya menjaga silaturahmi antar pendamping dan membuat langkah kongkrit seperti membuat koperasi pendamping POP Jawa Barat." Aka Bonanza, Mentor Pendamping wilayah IV.

Kemudian, Meriza Hendri mengungkapkan bahwa masa pelatihan ini harus dijadikan motivasi untuk naik kelas. Jangan sampai usaha pesantren ditinggal begitu saja, berpikir stratejik untuk mencapai tujuan jangka panjang dan berkelanjutan.

Meriza melanjutkan, "Bisnis usaha oranisasi apabila dapat berkepanjangan berarti jadi percontohan bagi wilayah lain. Begitupun usaha pendamping menjadi contoh bagi usaha pones. Setelah program OPOP ditingkatkan pembinaan, pendidikan, dan pelatihan. Pendamping menjadi konsultan bagi usaha pesantren." katanya.

"Tantangan berat untuk tahun 2023 ini tapi kita semua bisa melewatinya dan membuktikan kompetensi teman pendamping semua. Kontribusi pendamping bagi ekonomi di Jawa Barat akan terus berlangsung. Komunikasi dan aktivitasnya terus dijaga. Management by Object (MBO) terus dipakai untuk kegatan pesantren ke depan ataupun kegiatan pendamping sendiri." ujar Ridwan Mohamad, mentor wilayah I.

Selanjutnya Ridwan mengatakan bahwa teman-teman pendamping harus terjun kelapangan untuk mendapatkan sesuatu yang luar biasa dan berpotensi pasar. Karena masalah pemasaran memang sering menjadi kendala di UMKM bukan hanya popes. 130 pendamping membuat badan hukum koperasi untuk mengumpulkan usaha pesantren.

Reporter : Fadhilah Fithriah 5 B KPI

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo