Memperingati Hari Buku Nasional 17 Mei 2023, kita akan kaji fenomena motivasi dan kaitannya dengan sekarang ini bersumber dari buku bacaan. Happy S Tjandra (2011) dalam bukunya Sang Waktu menjelaskan kepada kita bahwa masa depan bukan sekedar masa setelah masa kini.
Jika kini atau sebelumnya bermalas-malasan, egois, atau banyak melakukan hal-hal negatif maka apakah kedepannya secara ajaib kita dapat menjadi pribadi yang baik, yang mampu mengembangkan potensi pemberian Tuhan? Sementara itu, kita ketahui bahwa hidup tidaklah berlangsung lama. Rata-rata hanya puluhan tahun atau paling lama seratus tahun lebih, itupun sebanyak hitungan jari saja di sekitar kita.
Tuhan telah memberikan keistimewaan kepada kita berupa akal dan logika untuk menghadapi berbagai dinamika realita. Bukan sikap yang bijak apabila kita terus mengulangi kesulitan yang sama dan berulang. Lantas, bagaimana caranya mewujudkan goal setting (penetapan tujuan) yang menunjang kemudahan masa depan? Kita dapat memulainya dari motivasi.
Motivasi menurut bahasa Inggris yaitu motivation, gabungan dari motive + for + action yang artinya sekumpulan alasan seseorang untuk bertindak kepada sesuatu. Motivasi dapat dipahami sebagai pembangkit yang mempertahankan perilaku untuk mencapai goal (tujuan).
Istilah ini erat hubungannya dengan keinginan dan ambisi. Dengan motivasi yang benar akan membuat kita semakin mendekati apa yang diinginkan.
Bagaimana motivasi dapat berperan? Terdapat 4 asumsi yang menjelaskan hal ini, antara lain:
1. Teori Insentif
Seseorang akan mengambil tindakan karena adanya insentif yang nanti akan didapat. Sebagai contoh, kita belajar dengan giat karena tahu ada penghargaan atau peluang beasiswa.
2. Dorongan Biologis
Saat merasa haus, tubuh akan merasa semakin haus ketika melihat segelas minuman dingin favorit kita. Dapat dikatakan bahwa terdapat bawaan sejak lahir atau dorongan fitrah untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
3. Teori Hirarki Kebutuhan (Abraham Maslow)
Orang yang tak lagi termotivasi karena keinginannya telah terwujud akan berusaha memenuhi kebutuhan di tingkat berikutnya. Maslow kemudian membagi kebutuhan menjadi 5 tingkatan;
- Kebutuhan fisiologis: kebutuhan dasariah seperti rasa lapar, haus, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya.
- Kebutuhan akan rasa aman: kebutuhan perlindungan fisik dan emosional
- Kebutuhan sosial: perasaan ingin diterima dengan baik, persahabatan, dan sejenisnya.
- Kebutuhan akan penghargaan: mencakup internal (harga diri, prestasi) dan eksternal (perhatian, status)
- Kebutuhan akan aktualisasi diri: kebutuhan untuk pengetahuan dan estetika.
4. Teori Takut Kehilangan
Atau takut kehilangan atas apa yang sudah dimiliki. Sebagai contoh, seseorang termotivasi untuk selalu mengikuti perkuliahan karena takut beasiswanya akan dicabut. Namun ada juga yang giat demi menjawab sebuah tantangan. Hal ini termasuk kepada faktor kepuasan.
Dengan ragam latar belakang motivasi ini nantinya ditetapkan tujuan, sehingga masa lalu dijadikan sebagai pembelajaran dan bahan evaluasi. Dengan mewujudkan motivasi maka tentu nalar dan logika tergerak untuk melakukan perubahan sesuai yang diinginkan.
Alivva Rahmani
Sumber Foto : Unsplash.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar