Dalam rangka memperingati HUT Jadi Kota Bandung ke-213, Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung bekerjasama dengan Puskesmas Citarip UPT Puskesmas Batar, Puskesmas Sukapakir, dan LSM Srikandi Pasundan adakan pemeriksaan (PTM dan Skrining HIV). Acara ini dilaksnakan di Aula Kecamatan Bojongloa Kaler dan diikuti oleh 26 orang warga setempat.
Drs. Ayi Sutarsa selaku Camat Bojongloa Kaler dan narasumber memaparkan beberapa hal penting mengenai materi tentang HIV/AIDS yaitu pengertian penyakit tersebut, penularan dan cara pencegahan HIV/AIDS. Penyuluhan dihadiri oleh lansia, ibu rumah tangga, bapak - bapak dan remaja. "Kegiatan ini hanya deteksi dini untuk penanganan lebih lanjut jika hasilnya positif. Seluruh masyarakat Kecamatan Bojongloa Kaler diharapkan melakukan pemeriksaan VCT agar terbebas dari penyakit mematikan ini", ungkapnya.
Camat Bojongloa Kaler tersebut juag mengungkapkan penyuluhan ini dapat membuka pikiran masyarakat Kecamatan Bojongloa Kaler agar tidak takut untuk melakukan tes HIV/AIDS dan tidak mendiskriminasi penderita. "Kegiatan ini tentunya sangat efektif dilakukan agar warga dapat terhindar dari salah satu penyakit paling mematikan ini. Warga Kecamatan Bojongloa Kaler sendiri sangat antusias mengikuti serangkaian tes yang dilakukan. Saya berharap warga Boongloa Kaler seluruhnya negatif HIV/AIDS."
Dalam program ini Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung bekerjasama dengan Puskesmas Citarip UPT Puskesmas Batar, Puskesmas Sukapakir, dan LSM Srikandi Pasundan, juga melakukan sosialisasi kepada remaja di SMAN 18 Kota Bandung.
Dengan diadakannya kegiatan tersebut diharapkan generasi muda mengetahui apa itu HIV AIDS, cara penularan dan pencegahan HIV AIDS. Sehingga generasi muda tidak ada yang pengidaps AIDS dan peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan bisa berbagi kepada teman-temannya.
Gejala HIV dan AIDS Gejala HIV dan AIDS tergantung pada tahap mana orang tersebut terinfeksi. Tahap Pertama: Tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun. Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan. Timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.
Tahap Kedua: Umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun. Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh. Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain. Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.
Tahap Ketiga: Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi AIDS. Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari. Merasa lelah setiap saat. Sulit bernapas. Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama. Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina. Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang. Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis.
Pencegahan HIV dan AIDS Ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan AIDS, antara lain: Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim. Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan. Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan juga menjalani tes HIV. Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil, mengenai penanganan selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan dari ibu ke janin. Bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV. Jika menduga baru terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah melakukan hubungan intim dengan pengidap HIV, maka harus segera ke dokter. Tujuannya agar mendapatkan obat post-exposure prophylaxis (PEP) yang dikonsumsi selama 28 hari dan terdiri dari 3 obat antiretroviral.
Dengan adanya program ini, Masyarakat Kecamatan Bojongloa Kaler diharapkan mampu berkontribusi dalam menjaga Kesehatan agar tidak terdampak HIV dan AIDS. Masyarakat juga berharap agar program ini dapat dilaksanakan secara rutin setiap bulannya.
Drs. Ayi Sutarsa selaku Camat Bojongloa Kaler dan narasumber memaparkan beberapa hal penting mengenai materi tentang HIV/AIDS yaitu pengertian penyakit tersebut, penularan dan cara pencegahan HIV/AIDS. Penyuluhan dihadiri oleh lansia, ibu rumah tangga, bapak - bapak dan remaja. "Kegiatan ini hanya deteksi dini untuk penanganan lebih lanjut jika hasilnya positif. Seluruh masyarakat Kecamatan Bojongloa Kaler diharapkan melakukan pemeriksaan VCT agar terbebas dari penyakit mematikan ini", ungkapnya.
Camat Bojongloa Kaler tersebut juag mengungkapkan penyuluhan ini dapat membuka pikiran masyarakat Kecamatan Bojongloa Kaler agar tidak takut untuk melakukan tes HIV/AIDS dan tidak mendiskriminasi penderita. "Kegiatan ini tentunya sangat efektif dilakukan agar warga dapat terhindar dari salah satu penyakit paling mematikan ini. Warga Kecamatan Bojongloa Kaler sendiri sangat antusias mengikuti serangkaian tes yang dilakukan. Saya berharap warga Boongloa Kaler seluruhnya negatif HIV/AIDS."
Dalam program ini Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung bekerjasama dengan Puskesmas Citarip UPT Puskesmas Batar, Puskesmas Sukapakir, dan LSM Srikandi Pasundan, juga melakukan sosialisasi kepada remaja di SMAN 18 Kota Bandung.
Dengan diadakannya kegiatan tersebut diharapkan generasi muda mengetahui apa itu HIV AIDS, cara penularan dan pencegahan HIV AIDS. Sehingga generasi muda tidak ada yang pengidaps AIDS dan peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan bisa berbagi kepada teman-temannya.
Gejala HIV dan AIDS Gejala HIV dan AIDS tergantung pada tahap mana orang tersebut terinfeksi. Tahap Pertama: Tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun. Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan. Timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.
Tahap Kedua: Umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun. Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh. Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain. Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.
Tahap Ketiga: Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi AIDS. Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari. Merasa lelah setiap saat. Sulit bernapas. Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama. Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina. Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang. Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis.
Pencegahan HIV dan AIDS Ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan AIDS, antara lain: Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim. Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan. Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan juga menjalani tes HIV. Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil, mengenai penanganan selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan dari ibu ke janin. Bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV. Jika menduga baru terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah melakukan hubungan intim dengan pengidap HIV, maka harus segera ke dokter. Tujuannya agar mendapatkan obat post-exposure prophylaxis (PEP) yang dikonsumsi selama 28 hari dan terdiri dari 3 obat antiretroviral.
Dengan adanya program ini, Masyarakat Kecamatan Bojongloa Kaler diharapkan mampu berkontribusi dalam menjaga Kesehatan agar tidak terdampak HIV dan AIDS. Masyarakat juga berharap agar program ini dapat dilaksanakan secara rutin setiap bulannya.
Ahdan Alfarisy Ibrahim
Mahasiswa KPI UIN SGD 2021
Tidak ada komentar
Posting Komentar