Guru Muda: Perjalanan dan Tantangan Mengajar di Era Modern | Isbroad - Memberi Wawasan Memajukan Peradaban

Guru Muda: Perjalanan dan Tantangan Mengajar di Era Modern

Isbroad.com, Bandung - Seiring dengan perkembangan zaman, profesi menjadi guru tidak hanya memerlukan pengetahuan mengajar, tetapi juga ketahanan mental dan adaptabilitas yang tinggi. Hal ini terutama dirasakan oleh para guru muda yang baru memasuki dunia pendidikan. Dalam perjalanan mereka mengajar, mereka seringkali menghadapi berbagai keluh kesah yang mencerminkan dinamika pendidikan di era modern.

 

Namanya Guntur (22), seorang tenaga pengajar di SDN 066 Halimun, Lengkong, Bandung. Ia baru saja menjadi seorang guru pada bulan Oktober lalu. Melamar sebagai guru bukanlah cita-citanya. Ia berkata bahwa profesi guru ini hanya untuk sementara mengisi waktunya, karena mencari pekerjaan kian susah.

 

"Hanya sebagai batu lompatan, daripada menjadi pengangguran," ujarnya.

 

Tuntutan menjadi seorang berpredikat guru pun terlalu banyak dan berat. Seorang guru harus menguasai segala hal. Mencurahkan seluruh waktunya untuk berdedikasi kepada para muridnya, di samping menyelesaikan setumpuk administrasi.

 

Mengajar tidak hanya sebatas di kelas, tetapi juga melibatkan persiapan materi, evaluasi tugas, dan interaksi dengan orangtua siswa. Semua itu memerlukan waktu dan energi yang cukup besar, sering kali membuat Guntur sang guru muda merasa kelelahan dan stres.

 

Pria asal Bekasi ini sering kali dihadapkan pada tantangan besar dalam hal penyesuaian dengan teknologi. Integrasi teknologi dalam pembelajaran menjadi suatu keharusan, namun bagi banyak guru muda termasuk dirinya, memahami dan menguasai berbagai alat dan aplikasi pembelajaran dapat menjadi beban tersendiri. Mereka harus terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi untuk tetap relevan dalam memberikan pendidikan yang up-to-date.

 

Dalam menghadapi tantangan ini, mereka juga harus berurusan dengan berbagai tantangan disiplin di kelas. Para guru muda seringkali harus menghadapi siswa yang kurang antusias atau bahkan menantang otoritas mereka. Menemukan keseimbangan antara memberikan pembelajaran yang menarik dan mempertahankan kewibawaan di kelas dapat menjadi tugas yang sulit.

 

Meskipun dihadapkan pada berbagai kesulitan, para guru muda tetap bersemangat dan berdedikasi untuk memberikan pendidikan terbaik bagi siswa-siswanya. Mereka merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki dampak positif dalam membentuk generasi penerus bangsa. Kegigihan dan semangat ini menjadi sumber kekuatan bagi mereka untuk terus berkembang sebagai pendidik.

 

Namun, tidak hanya masalah internal yang dihadapi oleh guru muda. Sistem pendidikan yang seringkali berubah-ubah dan kebijakan yang tidak konsisten menjadi kendala tambahan. Mereka merasa perlu adanya stabilitas dan kejelasan dalam hal kebijakan pendidikan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada siswa.

 

Di tengah berbagai keluh kesah tersebut, Guntur melihat pekerjaan ini sebagai panggilan jiwa. Ia percaya bahwa melalui pendidikan, ia dapat membentuk masa depan anak-anak bangsa. Hal ini menjadi motivasi utama baginya untuk tetap gigih menghadapi segala tantangan dan keluh kesah yang muncul di sepanjang perjalanan kariernya bagai pendidik.

 

Reporter: Fatih Naja Kariem

 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo