Hati-Hati Punya Hewan Peliharaan! | Isbroad - Memberi Wawasan Memajukan Peradaban

Hati-Hati Punya Hewan Peliharaan!

 


Bandung, Isbroad.com - Rabies (BSE) adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus rabies yang menyerang sistem saraf pusat manusia dan hewan berdarah panas. Penularan terjadi melalui air liur (anjing, kucing, monyet) yang terinfeksi rabies melalui gigitan atau luka terbuka.

Penyakit rabies pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1884 dan ditemukan pada kuda oleh Schrool (Belanda), kemudian oleh Esser W, J, pada tahun 1889. dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing. Pada tahun 1894 virus rabies pertama kali menyerang manusia dan ditemukan oleh EV De Haan (Belanda). Di Provinsi Bali, penyakit rabies kambuh lagi pada 14 November 2008 menimpa warga Desa Banjar Giri Darma - Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Sampai saat ini, rabies adalah tindakan pencegahan. Morfologi virus rabies berbentuk bulat, panjangnya 180 nm (nanometer) dan lebarnya 75 nm. Komposisi virus ini meliputi asam ribonukleat (RNA) beruntai tunggal, lipid, karbohidrat, dan protein. Sifat virus rabies. Virus rabies memiliki sifat fisik dan kimia. Properti fisik:

(1) pemanasan pada suhu 60°C selama 5 menit membunuh virus; (2) Virus terbunuh oleh paparan sinar ultraviolet; (3) cepat mati saat berada di luar jaringan langsung; (4) Pada suhu -4°C (minus 4°C) virus dapat bertahan selama berbulan-bulan. Sifat kimia:

(1) Dapat dinonaktifkan dengan propiolakton, fenol, halidoliazirin, pelarut lemak, dll.; (2) Dalam gliserin pada suhu kamar, stabil selama beberapa minggu; (3) Jika virus rabies disimpan dalam larutan gliserol pekat pada suhu kamar, dapat bertahan selama berminggu-minggu; (4) Pada kandungan gliserol 10%, virus cepat mati; (5) Membunuh dengan cepat dengan degreaser seperti air sabun, alkali, kloroform, eter, dll. Masa inkubasi dan sumber penularan rabies

Masa inkubasi (waktu masuknya virus ke dalam tubuh manusia/hewan sebelum menimbulkan gejala penyakit) adalah:

Masa inkubasi pada hewan adalah 3–8 minggu, pada manusia masa inkubasi bervariasi, biasanya 2–8 minggu, terkadang 10 hari hingga 2 tahun, tetapi rata-rata masa inkubasi adalah 2–18 minggu.

Anjing adalah sumber utama rabies, tetapi kucing dan monyet juga bisa tertular. Selain ketiga hewan diatas di luar negeri juga dapat menular melalui gigitan, seperti :

Serigala, kelelawar, sigung dan rakun.

Daya serang virus rabies adalah sebagai berikut: Ketika virus rabies masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan hewan (anjing), virus tetap berada di tempat masuk dan/atau di dekat tempat gigitan selama kurang lebih dua minggu. .

Selain itu, virus bermigrasi ke ujung serabut saraf posterior tanpa mengubah fungsinya. Virus rabies berkembang biak/membelah (replikasi) dalam perjalanannya ke otak. Kemudian mencapai otak dengan jumlah virus terbesar dan kemudian menyebar luas ke seluruh bagian neuron. Virus ini menyerang sel limbik, hipotalamus dan batang otak. Setelah berkembang biak di sel saraf pusat, virus rabies berjalan melalui organ dan jaringan tubuh untuk berkembang biak, seperti kelenjar adrenal, ginjal, paru-paru dan hati, kemudian menyerang jaringan tubuh lainnya.

Transfer faktor risiko, metode transfer

Faktor risiko penyebaran rabies meliputi moda transportasi, terutama pelabuhan informal, hewan peliharaan yang tidak divaksinasi di daerah tertular, satwa liar di daerah tertular, pekerja rentan seperti dokter hewan, penangan anjing, pekerja laboratorium, pemburu, dll. Bepergian ke daerah yang terinfeksi sebelumnya tidak terpapar, terutama untuk transplantasi kornea. Penyakit Rabies telah tertular keseluruh dunia, sedangkan daerah tertular rabies di wilayah Indonesia selain Bali meliputi 23 provinsi, artinya hanya 10 provinsi di Indonesia yang menyandang status bebas rabies. Cara penularan virus rabies pada hewan berbeda dengan cara penularan pada manusia. Pada hewan terjadi melalui gigitan hewan yang menderita rabies ke hewan sehat. Cara penularan pada manusia, dibagi dua yaitu : (1) Dari hewan ke manusia melalui gigitan hewan yang air liurnya mengandung virus rabies. (2) Nongigitan melalui jilatan hewan yang mengandung virus rabies pada luka, selaput mukosa yang utuh, selaput lendir mulut, selaput lendir anus, selaput lendir alat genitalia eksterna dan melalui inhalasi / udara (jarang terjadi). Cara penularan dari manusia ke manusia melalui transplantasi kornea, kontak air liur penderita ke mukosa mata dan pernah ada laporan, orang sehat setelah digigit oleh penderita rabies, mengalami sakit rabies.

Gejala dan Tanda Rabies

Gejala dan tanda rabies pada hewan ada 2 (dua) tipe yaitu : (1) Tipe ganas terdiri dari stadium prodromal, eksitasi dan paralise dengan rincian : *Stadium prodromal ( 2 – 3 hari ), gejala : malaise, tidak mau makan, agak « jinak », demam sub febris, refleks kornea menurun ; *Stadium eksitasi ( 3 – 7 hari ), gejala : reaktif dengan menyerang, dan menggigit benda bergerak, pica (memakan berbagai benda termasuk tinjanya sendiri), lupa pulang, strabismus, ejakulasi spontan ; *Stadium paralisis, gejala : ekor jatuh, mandibula jatuh, lidah keluar, saliva (ludah) berhamburan, kaki belakang terseret.

Pada stadium ini sangat singkat dan biasanya dikuti dengan kematian hewan tersebut. (2) Tipe Jinak (dumb), umumnya stadium ini muncul setelah stadium paralisis, anjing ini terlihat diam, berpenampilan tenang namun akan ganas kalau didekati. Gejala dan tanda penderita rabies pada manusia yaitu demam, mual, rasa nyeri di tenggorokan, kereshan, takut air (hidrophobia), takut cahaya, liur yang berlebihan (hipersaliva).


Banafsha Saffa

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo